Type Here to Get Search Results !

MUI Ungkap Fenomena Gerhana Matahari Berkenaan Dengan Maksiat, Ilmuwan Jelaskan Fakta Astronomi dan Teknologi Antariksa Melalui Penelitian Terbaru

MUI Ungkap Fenomena Gerhana Matahari Berkenaan Dengan Maksiat, Ilmuwan Jelaskan Fakta Astronomi dan Teknologi Antariksa Melalui Penelitian Terbaru



Sumber: Pixabay | Detail lisensiPembuat: TheDigitalArtist | Kredit: Image by TheDigitalArtist Hak Cipta: TheDigitalArtist


Dalam beberapa hari ke depan, akan terjadi gerhana matahari hibrida pada Kamis (20/4) di beberapa daerah di Indonesia Timur. Seiring dengan hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Cholil Nafis, menyatakan bahwa gerhana matahari dalam pandangan agama berkenaan dengan kerusakan dan kemaksiatan. Namun, bagaimana pandangan para ilmuwan astronomi?


Gerhana Matahari dan Perspektif Agama vs Perspektif Ilmuwan


Menurut Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Johan Muhammad, gerhana matahari hibrida disebabkan oleh berubahnya jarak antara permukaan Bumi yang melengkung dengan Bulan sebagai objek yang menghalangi Matahari. Efeknya, gerhana matahari di sebagian wilayah Bumi tampak sebagai gerhana Matahari total, di wilayah lainnya tampak sebagai gerhana Matahari cincin.


"Di wilayah Indonesia, gerhana Matahari pada 20 April 2023 akan teramati sebagai gerhana Matahari total (GMT) dan gerhana Matahari sebagian," ujar Johan.


Pada saat yang sama, BRIN akan melakukan pengamatan gerhana di Biak, Papua, dan membentuk tiga tim penelitian untuk meneliti dampak gerhana matahari terhadap kondisi ionosfer di Indonesia dan aktivitas geomagnet. Johan berharap penelitian tersebut akan memberikan informasi mengenai dampak gerhana yang dapat berpengaruh pada teknologi-teknologi di Bumi yang berbasis teknologi antariksa, seperti navigasi dan telekomunikasi.


Gerhana matahari telah menjadi peristiwa yang sangat menarik dan penting dalam ilmu astronomi, dan penelitian tentang fenomena ini terus berkembang. Meskipun gerhana matahari dalam pandangan agama berkenaan dengan kerusakan dan kemaksiatan, para ilmuwan berusaha untuk memahami fenomena ini dari perspektif ilmiah dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta.


Tag: Gerhana matahari, MUI, ilmuwan, astronomi, teknologi antariksa, ionosfer, aktivitas geomagnet, penelitian, Gerhana matahari, Majelis Ulama Indonesia, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional, ionosfer, aktivitas geomagnet


Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Buol Sulawesi Tengah, BMKG Laporkan Magnitudo 3.1 pada Selasa 18 April 2023

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.