Pekan Berat Elon Musk, Masalah di SpaceX, Tesla, dan Twitter
Jakarta - Pekan ini tampaknya menjadi pekan yang berat bagi miliarder terkenal, Elon Musk. Para pemegang saham Tesla menegur Dewan Direksi Perusahaan untuk membuat surat terbuka terkait dengan ledakan roket SpaceX pada Kamis lalu, yang turut mempengaruhi harga saham perusahaan. Tidak hanya itu, pendapatan bersih Tesla juga menurun lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya, yang membuat harga saham Tesla turun hampir 10%, serta membuat kekayaan bersih Musk hilang sekitar US$ 13 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index.
Presentasi investor Tesla menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih memiliki utang sebesar US$ 7,32 miliar kepada vendor dan belum mampu menjual persediaan kendaraan listrik senilai US$ 14,38 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini. Tentu saja, hal ini menjadi perhatian para pemegang saham Tesla.
Selain itu, Musk terus membuat langkah-langkah kontroversial melalui media sosial Twitter yang dia beli pada tahun lalu seharga US$ 44 miliar. Baru-baru ini, Twitter menghapus status terverifikasi dari figur publik dan akun pemerintah, termasuk Presiden Joe Biden, paus, dan bahkan agen transit seperti BART San Francisco. Hal ini turut mempengaruhi harga saham perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Musk.
Sebagai seorang pengusaha, Musk telah menciptakan perusahaan-perusahaan besar seperti SpaceX dan Tesla, serta mencapai banyak hal yang luar biasa dalam karirnya. Namun, pekan ini tampaknya menjadi pekan yang berat bagi Musk. Meskipun begitu, para pengamat pasar dan penggemar Musk masih tetap memperhatikan dan menantikan gerak-geriknya selanjutnya.